![]() | |
|
TEMA yang diusung oleh kuartet hardcore punk satu ini terdengar amat sarkastik. Tiga lagu yang awal tahun ini dilepas melalui platform distribusi musik berbasis daring "Bandcamp", diakui lekat dengan nuansa seperti penghianatan, pro ketidakadilan, hingga beririsan dengan kematian.
Namun, sang vokalis band ini, Agym, mempersilakan para pendengar untuk menginterpretasikan secara liyan ketiga lagu mereka. Lirik-lirik singkat dari band ini telah menjadi realitas yang utuh yang keberadaannya di luar kuasa mereka alias dapat dimaknai secara liar.
Seperti namanya, Canttrust. Agym cs mengeklaim diri dan band mereka sebagai entitas yang tak lagi percaya pada otoritas pikiran.
"...dan zat apa pun yang menodong pikiran negatif kepada kami," tegas Agym kepada Hardcore Bergerak.
Selain Agym, Canttrust sendiri dinaungi oleh Shandy pada gitar, Tyo bass, dan Varo drum. Untuk materi, anak-anak yang hidup dan di dalam jagat kolektif Lamongan City Hardcore (LCHC) ini, melakukan perekaman secara terpisah.
Vokal direkam di Arfinda Musik Studio, gitar dan bass di Klab Kopi, sementara drum di Stoffler Art Studio. Adapun mixing dan mastering dilakukan oleh Mahardika S.K.
![]() |
Canttrust dalam aksi panggungya di gigs lokal (Dok. Canttrust) |
"Masing-masing lagu kami mendapatkan bahan bakar dari para mesin yang sangat bertenaga yakni, Justice, SSD Freedom, Warzone, Youth of Today, Chain of Strength, dan masih banyak lagi," sebut Agym satu per satu.
Seperti kata Agym, lirik-lirik Canttrust sejatinya bermuatan universal, bermuara ke segala penjuru, dengan Canttrust sendiri sebagai episentrum utama dari segala target pelampiasan. Dengan kata, ketiga lagu Canttrust akan kembali kepada para personelnya sebagai maujud dari intropeksi dan permenungan.
Salah satunya lagu berjudul 2 Short 2 Live, yang isinya menggambarkan perjuangan batin antara kematian serta tekad untuk bertahan hidup. Lagu ketiga dari album Self Release ini menggambarkan ketegangan antara ketakutan akan kematian di satu sisi, serta keinginan untuk hidup di sisi lain.
"Sejujurnya, saya menciptakannya seperti senjata, dibangun sedikit demi sedikit. Kata demi kata. Jiwa saya berkata, lagu-lagu ini adalah senapan. Artinya, saya bisa saja menggunakannya untuk menembak kepala saya sendiri, jika saya menginginkannya," jelas Agym, menjelaskan proses kreatif dari lagu-lagu mereka.
Namun, kembali pada pernyataan Agym, bahwa setiap orang dapat menginterprestasikan lagu-lagu Canttrust secara manasuka. Bahkan dengan senang hati mempersilakan orang lain untuk melihat lagu mereka sebagai alat perlawanan yang ditujukan untuk pemerintah.
"Asal jangan lupa, bidik langsung ke kepala mereka!" pungkas Agym.
0 Komentar: