![]() |
Makmur adalah unit hardcore beatdown yang lahir di Jakarta (Dok. Makmur) |
Dari segi nama, Makmur mungkin terdengar receh atau terkesan tak serius sama sekali. Tetapi faktanya, secara lirikal, lagu-lagu yang dibawakan oleh unit yang kini terspesialisasi ke dalam genre hardcore beatdown ini sarat dengan kritik sosial, politik, dan budaya.
Ya, Makmur mengeklaim diri sebagai sekumpulan filsuf berkedok punk. Band ini seakan telah bersulih menjadi mesin yang memproduksi lagu-lagu dengan lirik yang bertujuan untuk membangun narasi kritis baik literal maupun metaforikal.
Beberapa hal yang menjadi objek pelampiasan band ini seperti manipulasi pihak-pihak berkedok agama, ketakadilan sistemik, hingga pembodohan massal. Untuk menandai eksistensinya, Makmur secara khusus melesatkan proyektil pertama pertama mereka dengan judul Genosida, sebuah peluru berkaliber 3:48 yang sengaja didaratkan langsung ke wajah para zionis Israel.
"Lagu Genosida didedikasikan untuk teman-teman musisi yang masih mau bersuara untuk Palestina. Inspirasinya juga kepikiran sehabis ikut aksi Bela Palestina bareng teman-teman The Brandals, Critical Issues, serta temen-teman dari LBH dan Kontras," jelas Fadly Kodoxx, lini vokal Makmur saat ini, kepada Hardcore Bergerak.
Fadly menegaskan kembali bahwa apa yang terjadi di Palestina adalah yang terburuk dalam sejarah. Genosida yang dilakukan zionis Israel merupakan bentuk pembantaian umat manusia secara sistemis serta dapat disaksikan oleh seluruh mata di dunia.
"Pengeboman, pembunuhan anak-anak, kelaparan, kehancuran rumah serta gedung-gedung di Palestina, kita sebagai manusia, enggak perlu bicara agama. Cukup menjadi manusia untuk peduli terhadap Palestina!" tegas Fadly.
Single Makmur selanjutnya berjudul Sistem yang Salah dan Paradigma. Fondasi yang menopang kedua lagu tersebut tentu tidak jauh-jauh dari nilai-nilai anarkisme yang diyakini oleh Fadly cum suis (cs).
Lagu Sistem yang Salah adalah eksplanasi yang menjelaskan bahwa Makmur merupakan entitas ideologis. Di dalam lagu tersebut terdapat pelampiasaan "murka" atas situasi di mana rezim tiranian berkuasa secara membabi-buta dalam menggodok aturan yang nonpopulis.
Mereka tulis aturan di atas nisan/Menanam kuasa di dalam pasal tiran/Rancangan undang-undang, berwajah serigala/Retorika manis, substansi merana
Demikian salah satu kutipan lirik lagu Sistem yang Salah milik Makmur. Yang menarik, lagu ini secara sarkastis juga mengutip perkataan Prabowo "Sorry Yee" yang kesohor itu.
"Lagu Sistem yang Salah itu merupakan kritikan pedas untuk perubahan RUU TNI dan RUU lainnya," demikian hemat Fadly.
"Kalau lagu Paradigma agak sedikit personal branding, terutama mengenai band kita sendiri. Bahwa musik HC yang kita mainkan ini dijadikan sebagai paradigma baru untuk menyampaikan pelbagai keresahan. Khususnya politik," ia menambahkan.
Fadly sendiri mengaku banyak terlibat dengan aksi-aksi langsung atau demonstrasi dalam beberapa tahun terakhir. Di antaranya yang paling menjadi sorotan yakni aksi penolakan Omnibus Law pada 2020 dan RUU KUHP pada 2022.
"Dan saya juga seorang punkers. Kawan-kawan yang lain juga sama. Makmur itu, secara kultur, adalah punk yang enggak bisa lepas dari musik perlawanan dan keresahan-keresahan," ujar Fadly.
Sebagai info, Makmur dibentuk di Jakarta pada 2022 dengan spirit punk rock yang kental. Formasi awal berubah sewaktu basis Falah dan dramer Asep hengkang, di mana Falah yang merupakan gitaris memutuskan untuk merekrut Fadly, gitaris dari Donal Dvck.
Selanjutnya, untuk mengisi posisi basis dan dramer yang sebelumnya telah ditinggalkan, dibajaklah Mico dari Hemat Energi dan Aris dari Blangsuck. Ditambah pula dengan bergabungnya Oky Ahmad, gitaris The Jakarta Waterfall.
Dengan format baru ini, haluan Makmur yang awalnya tertuju ke punk rock, bertranformasi menjadi hardcore punk. Makmur masih sempat mengisi sejumlah gigs skena punk sebelum memutuskan untuk bereksperimen dengan genre hardocre beatdown.
Para personel Makmur memiliki sejumlah band "hero", seperti Kameradz, notabene band asal Rajagaluh Majalengka yang secara lirikal cukup tajam. Dari sisi musikalitas, anak-anak Makmur secara tipis-tipis mengambil referensi dari Serigala Malam, Straight Answer, Final Attack, Fraud, Out Right, hingga Taring.
"Untuk band luarnya, kami ambil referensi dari band Rise of the NorthStar, Whispers, King Nine, Pain Of Truth, Outta Pocket, Lamb Of God, hingga Metalica," sebut Fadli satu per satu.
Adapun formasi Makmur saat ini, yaitu Fadly di depan stan mik, Oky dan Falah keduanya pada lini gitar, kemudian Boys dan Aris, masing-masing menjajal bas dan dram. Dari sisi karakter, Makmur saat ini memiliki warna dengan sentuhan agresif berbalut riff gitar yang "heavy" dan khas, serta hentakan dram yang eksplosif.
Namun, langkah Makmur baru saja dimulai. Sebagai spoiler, tidak lama lagi band ini akan segera merilis single lanjutan berjudul Serigala Terakhir, dan sebuah ode untuk perlawanan di Gaza berjudul Palestine Power.
"Rencana ke depan mau menyelesaikan EP yang Insyaallah Agustus ini sudah beres. Setelah itu mau buat gigs atau showcase launching EP Makmur," Fadly menutup wawancaranya dengan Hardcore Bergerak.[]
0 Komentar: