Revenger, kuarter hardcore asal Denpasar (Dok. Revenger) Salah satu kuarter hardcore punk asal pulau Dewata ini baru saja melepas peluru be...

Perkenalkan Revenger, Sebuah Ode untuk 'Pembalasan Dendam'

Revenger, kuarter hardcore asal Denpasar (Dok. Revenger)

Salah satu kuarter hardcore punk asal pulau Dewata ini baru saja melepas peluru berkaliber 2:55 menit bertajuk Setumpuk Darah ke udara, berupa residu dari amarah yang telah lama menggelegak. Lagu ini menandai kembali beroperasinya Revenger setelah hiatus beberapa tahun lamanya.

Setumpuk Dendam merupakan representasi dari ledakan amarah seseorang yang telah lama digelandoti oleh pelbagai perlakuan merendahkan seperti pengucilan, penghinaan, dan lain sebagainya. Namun, ini bukan cuma soal dendam, tetapi juga sebuah pembalasan setimpal yang penuh daya rusak.

"Dalam single Setumpuk Dendam ini, kami menceritakan bagaimana seorang yang dianggap hina, kerdil, dikucilkan dan dirundung (bully) dalam hidupnya, lalu dia lampiaskan amarah dan dendamnya secara brutal seperti seekor gorilla yang buas," jelas Rifan, sang gitaris Revenger, dalam wawancaranya kepada Hardcore Bergerak.

Setumpuk Dendam tak ubahnya representasi nama band Rifan cum suis. Lagu ini sendiri sebenarnya jauh hari sudah sering diturunkan ke dalam banyak gigs sebelum Revenger tiarap. 

"Namun, menjadi lebih matang dan bernuansa berbeda ketika direkam oleh Revenger formasi yang sekarang," tukas Rifan.

Pengerjaan Setumpuk Dendam dilakukan di Matilda Studio dengan Satria sebagai teknisi suara. Sementara mixing dan mastering digarap oleh Dimas di 49 Recording studio. 

Selain sebagai penanda resurjensi, single Setumpuk Dendam melecut kembali eksistensi Revenger dalam berkarya, yang akan diikuti dengan rilisan tunggal kedua mereka dalam waktu dekat. 

Seperti yang telah disinggung, kuarter HC satu ini sempat vakum karena dinamika kehidupan para personelnya ditambah lagi, Rifan sempat alih tempat ke Bandung alias pindah.

Revenger dapat dikatakan cukup kawakan di jagat rat hardcore, di mana ia dibentuk pada 2009 di tengah hiruk-pikuk kota Denpasar. Adalah Panjul (vokal), bersama Jaka dan Rifan (gitar), yang merasa seide, mengajak Yoga dan (bas) dan Cika (dram) untuk bergabung ke dalam band. 

Panjul dan Jaka kelak hengkang dari Revenger. Sejak posisi pemegang stan mik digantikan oleh Deni, Rifan mulai menjadi single fighter pada posisi gitar. Dengan formasi ini, Revenger mulai menjajal sejumlah gigs hardcore, punk, hingga metal di seantero Bali.

Personel terbaru Revenger
Revenger (Dok. Revenger)

Restrukturisasi personel kembali terjadi setelah Deni dan Cika mengikuti langkah dua personel sebelumnya. Jabatan keduanya selanjutnya diisi oleh Wisha (vokal) dan Arik (dram).

Pada formasi terakhir inilah Revenger menjalani vakum yang cukup panjang sejak 2015 hingga akhirnya Rifan kembali ke Denpasar dan mencoba menstarter kembali enjin yang telah sewindu tak beroperasi itu. Kini band dinaungi oleh personel lama Wisha, dan dibantu oleh dua amunisi baru, yakni Dito (bas) dan Damar (dram) —format sejak 2023.

Revenger sendiri diilhami oleh sejumlah nama seperti Sworn Enemy, Hatebreed, Sepultura, Soulfly, dan Terror. Untuk lagu, Rifan cs banyak mengangkat tema tentang lika liku hidup manusia, mulai dari sisi yang terang hingga yang kelam.

Revenger sempat mengentaskan sebuah EP bertajuk Determinasi, berisi empat nomor yakni Determinasi, Mata Rasa, termasuk di dalamnya Setumpuk Dendam, dan Tanpa Reputasi. EP yang digarap pada 2009 ini diracik di Minor Studio dan diedarkan secara mandiri (DIY) melalui Reverbnation.

"Ketika dengan formasi Yoga, Ari dan Wisha, kami juga sempat merilis EP bertajuk Self Tittled yang berisikan empat lagu: Determinasi, Tanpa Reputasi, Masih Melawan, Aturanmu, dan merilis satu single berjudul Ganjaran yang digarap di Devan Music Studio," jelas Rifan, merincikan.

Sejak Revenger vakum, Rifan sendiri mengakui adanya perubahan yang cukup signifikan di dalam ekosistem musik bawah tanah, khususnya di Bali, saat ini. Unit-unit baru bermunculan dengan pelbagai warna yang jauh lebih segar. Terutama dari segi musikalitas. 

"Seperti Kenya, Thieves, Chestier Belt, Byurr, Blame, Desire, Vermins, Youthquake, One For All, 4N.T.E dan lain-lain. Mereka muncul melengkapi dinamika skena hardcore Bali yang sebelumnya udah dihajar sama om-om dari Lorong, Patriarki, Cordial Army, Regicide, Rebel Youth, Mrackball, Liveline, Buldog, Gommora, Outbrave, Kingdom, Empire dan lainnya," sebut Rifan, satu per satu.

Rifan turut menyinggung kemuncukan pelbagai platform digital serta rekanan agregator yang menurutnya amat membantu dalam hal perilisan. Jika dibanding dengan beberapa tahun sebelumnya, tentunya terdapat perbedaan yang cukup kentara.

"Ini sangat membantu teman teman band dalam hal memperkenalkan karya nya ke dunia luas," pungkas Rifan, menutup wawancaranya dengan Hardcore Bergerak, Selasa, 3 Juni 2025.[]

0 Komentar: