![]() |
| Formasi Residiv (dok.milik Residiv) |
RESIDIV baru melepas single ketiga mereka berjudul Hardcore Makan Junkies. Jika dua rilisan sebelumnya diwarnai dengan hasrat petualangan yang demikian besar, single terbaru ini seakan menjadi jembatan menuju jalan pulang ke peranginan, di mana Residiv seharusnya berada, yakni hardcore punk.
Untuk diketahui, pada dua single sebelumnya, kedua lagu Residiv penuh nuansa atmosferik dan instrumental yang sengaja digeber dengan enjin cukup berbeda. Residiv sedang memperluas batasan musik mereka kala itu.
Sebelum Hardcore Makan Junkies, kuartet yang diisi oleh Ilham, Reinhart, Zaki, dan Rafa ini melesatkan sebuah peluru berkekuatan lima menit berjudul Nava Sandya. Yaitu, sebuah single yang dibangun dengan berfokus pada dimensi ambiens dan spektrum emosi yang kuat.
Single ini disebut-sebut sebagai distilasi dari atmosfer single awal mereka yang berjudul Nubuat (Lamunan). Nubuat (Lamunan) sendiri dijelaskan sebagai sebuah eksplorasi kebebasan struktur musikal dengan durasi lebih dari sebelas menit disertai eksperimen sonik yang variatif.
Melalui Nava Sandhya, Residiv melakukan gebrakan dengan cara memancarkan vokal kedua dalam komposisi mereka. Namun, strategi ini nyatanya bukan hanya sekadar sebagai pelengkap, tetapi menjadi gletser pembawa pesan emosional yang tanpa diragukan akan memperdalam narasi lagu.
Nava Sandhya hadir dengan lapisan seperti kesepian, kebimbangan, serta pergulatan batin lainnya saat dihadapkan pada pilihan, khususnya dalam konteks relasi dengan seseorang. Lagu ini juga menyuarakan perasaan yang seringkali tak terucap, seperti keraguan dalam melihat seseorang secara utuh, serta dilema antara empati dan kecenderungan narsistik dalam hubungan antarmanusia.
"Kami mencoba menggambarkan kondisi batin yang penuh ambiguitas, di mana harapan, ketakutan, dan kerinduan berbaur dalam satu ruang yang sama," begitu tulis mereka dalam rilis kepada Hardcore Bergerak.
Meski ditopang oleh pilar Shoegaze yang kentara, sesungguhnya Nava Sandhya bergerak fleksibel menuju skop vokal skramz dengan warna yang lebih ekspresif. Lagu ini sarat akan semangat yang melankolistis serta dipenuhi atmosfer yang padat sehingga tercipta sebuah lanskap suara yang sarat akan gema dengan intensitas emosi yang signifikan.
"Kami sengaja memilih pendekatan ini untuk menghadirkan perasaan tenggelam dalam renungan yang dalam, seolah-olah pendengar diajak masuk ke dalam ruang batin yang penuh kabut," imbuh mereka.
Nava Sandhya melampaui sebuah karya biasa. Ia lahir dari titik nadir keterasingan paling purba, yang diakibatkan kesepian dari ruang nircahaya.
Sementara itu, Hardcore Makan Junkies menjadi semacam pukulan mentah yang menegaskan kembali identitas Residiv, yakni sebuah energi hardcore punk yang kasar, liar, dan tanpa kompromi. Lagu ini adalah manifesto dari kuatnya identitas.
Lagu ini. menyatu dengan semangat beatdown serta hardcore punk era 80-an yang dipadu-padankan dengan kekuatan thrash pada tiap riff-nya. Namun, energi yang ditawarkan bukan cuma soal kerasnya distorsi, tetapi juga intensitas, yang dihadirkan dalam setiap detik lagu ini.
Terdapat sebuah tabrakan yang disengaja untuk memunculkan anomali dalam lagu ini. Yaitu, memasukkan penyintesis atau synthesizer ke dalam lagu ini. Input yang tak lazim lainnya ialah bunyi suling yang muncul di bagian beatdown menjelang akhir lagu.
Menurut anak-anak Residiv, keputusan yang terdengar nyeleneh ini bukan sekadar sebagai 'serangan mendadak', tetapi untuk menunjukkan bahwa 'musik keras' juga punya ruang untuk eksperimen tanpa kehilangan sifat aslinya yang beringas.
"Bagi kami, ini adalah cara untuk mengatakan bahwa hardcore tidak harus membeku dalam formula lama, melainkan bisa terus hidup, berkembang, bahkan melawan dirinya sendiri," begitu jelas mereka.
Berpindah ke bagian lirik, Hardcore Makan Junkies adalah entitas kata-kata yang meletup dari residu kejemuan, lebih tepatnya rasa muak yang meledak. Lagu ini adalah bentuk perlawanan terhadap aturan-aturan kaku yang menyaru dan banyak bermunculan di setiap sudut komunitas musik, tempat yang seharusnya menjadi ruang yang bebas di mana siapa pun bisa berteriak, berisik, dan jujur.
gua menentang idealis lu/untuk menggigit otak lug/gua racuni omong lu/untuk membungkang badan lu/gua ga dengerin lu lagi/karena lu kayak tai/pikiran lu bangsat banget/makanya lu bakal mati
"Melalui single ini, kami ingin menegaskan kembali bahwa bermusik bagi kami adalah soal kebebasan. Kami tidak pernah memposisikan diri untuk mencari validasi, tidak berusaha menyesuaikan diri dengan aturan komunitas, dan tidak pula ingin membangun citra tertentu agar diterima," tegas mereka.
Dari Hardcore Makan Junkies, Residiv ingin menampilkan energi mentah yang lahir dari kebisingan, tawa, amarah, dan kesenangan. Lagu tersebut seakan jadi selebrasi, sebuah ruang di mana kebisingan bertaut dengan kebebasan, saat amarah dan permainan kasar berdampingan dengan eksperimen kecil yang tak terduga.[]

0 Komentar: