Bloom merupakan salah satu unit hardcore dari Bekasi (Dok. Bloom) SEPERTI namanya, Bloom merupakan unit hardcore yang sedang berupaya merek...

Bloom Menggugat Dunia dengan EP Berkekuatan Total Sembilan Menit

Bloom merupakan salah satu unit hardcore dari Bekasi (Dok. Bloom)

SEPERTI namanya, Bloom merupakan unit hardcore yang sedang berupaya merekah. Namun, kuartet asal Tambun Selatan, Bekasi, ini juga lahir sebagai sebuah kekuatan yang secara instingtif berupaya menggugat semesta.


Gugatan tersebut diejawantahkan ke dalam EP bertajuk Promo '25, berisikan lima nomor termasuk intro yaitu S.W.D.B.O.S, Hatred, Full of, dan Shit. EP dengan total kekuatan sembilan menit tersebut dirilis via Bandcamp pada Mei lalu.


"Untuk sekarang di EP kita lebih banyak menceritakan tentang keresahan, kemarahan, dan kebencian hidup yang dialami belakangan ini," kata sang dramer, Aldo Febriansyah Putra, kepada Hardcore Bergerak.


Bloom berdiri sejak 2024, diinisiasi oleh Aria Surya Pasha (basis) dan Insan Kamil (gitaris) serta sempat gonta-ganti dramer. Aria dan Insan kemudian bertemu dengan Aldo yang memintanya untuk mengisi kursi dramer yang sedang kosong —dalam proses mencari orang yang tepat untuk bertanggung jawab di lini vokal, Aria cs akhirnya bertemu dengan Kanjeng Ayu Pamungkas a.k.a Ayup. 


"Fun fact-nya Ayup sama sekali tidak ada basic atau pengalaman sebagai vokalis di band sebelumnya. Selain itu personel Bloom sebelumnya juga pernah punya band di luar genre hardcore. Jadi pure kita tidak tahu hardcore sepenuhnya, ha-ha-ha," Aldo terkekeh.


Pada laman Bandcamp, Bloom menggambarkan diri mereka sebagai, "hardcore/slam with lil bit hint of nü and death metal." Kalimat ini menjadi informasi seperti apa sebenarnya preferensi bermusik anak-anak Bloom.


"Kita lebih banyak bereksperimen dengan musik ekstrem seperti death metal, grindcore, slamming, ataupun punk tetapi kita dasari di genre hardcore. 


Contohnya Aria, Ican, dan saya yang sama-sama menyukai PeelingFlesh, Waking The Cadaver, Sanity Slip, Shattered Realms bahkan The Black Dahlia Murder hingga Behemoth, tetapi kita juga terinfluence dengan genre hardcore seperti Outta Pocket, Sunami, Paint Of Truth, Rise Of The Northstars, dan lainnya,'' jelas Aldo.


Beberapa lirik Bloom menyampaikan pesan bahwa sikap memendam perasaan dan membiarkan residunya menumpuk akan berakibat buruk pada diri sendiri. Karena itu, terkadang seseorang harus meluapkan amarahnya.


"Seperti lagu berjudul S.W.D.B.O.S yang merupakan singkatan dari someone Who Death Because Of Silence, menceritakan kebencian seseorang setelah patah hati yang terlalu mempercayai kata-kata orang yang sangat dipercayai atau orang yang dicintainya," jelae Aldo.


Bloom menegaskan arti penting dari eksistensi. Di luar sana, masih banyak yang berusaha menegasi orang lain, karena itu kemarahan menurut Bloom jadi semacam manifesto.


"Hardcore itu lebih dari genre, sih, menurut kita pribadi. Hardcore adalah genre yang bisa menjadi wadah ekspresi diri yang positif, menyuarakan apapun yang dirasakan dalam diri serta menjadi penghilang penat dari aktivitas sehari-hari," kata Aldo.


Bloom saat ini baru meluncurkan satu buah EP. Ke depan, mereka akan segera merilis split EP dengan dua band yang namanya masih dirahasiakan.


"Siapa aja bandnya? Nanti kita spill kalau sudah selesai proses pengga

rapannya," pungkas Aldo.[]

0 Komentar: