Roger Salawati, gitaris hardcore yang menggagas album instrumental bertajuk Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser (Kredit foto: Faisal Gerun...

Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser: Sebuah Proyek Eskatologis Roger Salawati

Roger Salawati, gitaris hardcore yang menggagas album instrumental bertajuk Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser (Kredit foto: Faisal Gerungan)

ADALAH Roger Salawati, yang menangkap renteran dekadensi yang terjadi di dunia ke dalam Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser, sebuah proyek solo yang lahir setelah melihat spiral turbulensi moral serta kekacauan lanjutan menuju extrema tempora (akhir zaman-red). Keresahan Roger dalam menangkap paceklik maujudat dalam tujuh trek.


Tujuh trek beringas itu yakni A Century Of Liquidity Injection, Silent Nuclear Annihilation, dan Greedy Warfare. Selanjutnya Dyson Spheres, Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser, Conviction, Sometimes, dan terakhir We Have To Watch Our Life Fall Apart.


Secara tematis, lagu-lagu tersebut berkutat seputar kerakusan umat manusia, hilangnya kebenaran, pencarian tanpa akhir, eksistensi, keterasingan spiritual, hingga ancaman kehancuran global. Album ini pada dasarnya adalah manifesto, di mana Roger mempertaruhkan diskresi yang ia miliki ke dalam album instrumental ini.


"Nothing Is Greater, Nothing Is Lesser adalah album instrumental gitar dengan narasi puisi yang menghantam lewat distorsi tajam, atmosfer industrial, dan semangat thall yang beringas," kata Roger dalam rilisnya kepada Hardcore Bergerak.


Gitaris yang bermain di Crushing Grief (Heavy Pop Punk) dan Slide (Punk Hardcore), itu menjelaskan bahwa NIGNIL (singkatan album-red), secara root berpatok pada gaya eksperimental, metalik hardcore serta berhiaskan nuansa Aussie hardcore seperti Pincer+, Dealer, hingga Vein. Di dalam proyeknya ini, suara gitar Roger mengedepankan akor berat dengan nuansa industrial yang mempersembahkan teknik permainan ekstrem berbalut refleksi sosial yang gelap dan kontemplatif.


NIGNIL dikerjakan secara mandiri oleh pemuda Manado bermazhab Straight Edge ini di Moshpit Studio Production akhir tahun lalu yang kemudian dirilis pada 3 Juni via Moshpit Records dan Groove Garden Records. Keseriusan penggarapan album ini tampak dari upaya Roger yang mengajak sejumlah musisi, termasuk tiga orang di antaranya juga merangkap sebagai produser, untuk berkolaborasi di dalam proyeknya.


Nama-nama yang ikut andil di dalam proyek eskatologis ini seperti Jona Mekel, gitaris dari band Straight Edge xMindset47x —dan produser di Secret Society Records— dalam Dyson Spheres. Aimran Zaman, gitaris AKTA, band progressive metalcore asal Malaysia cum produser di Parallel Records Studio, yang mengisi bagian solo gitar dalam Silent Nuclear Annihilation.

 

Selanjutnya, Alif Asyraf Ryandiputra, dramer Dejected (Melodic Hardcore), Endgrave (Deathcore), dan Seetrushkin (Pop Punk), serta Produser di Groove Garden Records yang ikut memproduseri serta menggambar part dram dalam album ini.


“Ini bukan sekadar album gitar. Ini semacam protes dari dalam kepala gue, terhadap dunia yang katanya maju, tetapi 

makin dingin dan kehilangan jiwa,” ucap pemuda yang bernaung di dalam kolektif MBHC (Manado Bay Hardcore), memungkasi rilisnya, sekaligus memberi refleksi. []


0 Komentar: