![]() |
D.O.K merupakan unit hardcore asal Sambas, Kalimantan Barat (Dok. D.O.K) |
Whever you are, dead will get you!
Potongan lirik dari lagu berjudul Death will Come gubahan Dream Of Kill itu tak hanya menjadi peringatan, tetapi juga nubuat. Bahwa, tak satu pun yang bisa sembunyi dari sang mair (kematian) di belahan bumi ini.
Keberadaan lagu-lagu yang lekat dengan nilai-nilai religiositas seperti Death will Come menunjukkan spekrum yang lebih luas di tatanan hardcore. Pada tangan yang tepat, agama dan pembebasan dapat menyatu sebagai kekuatan yang tidak tertandingi.
Lagu ini bahkan memberi kita batasan dari perlawanan yang selama ini seringkali digegas dengan terburu-buru. Jika kita mau meresapi nilai-nilai kematian dan berdamai dengannya, maka ia bisa menjadi awal bagi pembebasan yang akan terasa lebih ringan dan cadas.
Dream Of Kill mungkin terdengar klise dengan lagu-lagu mereka yang terkesan religius. Namun, di sanalah mereka membangun perlawanan yang sesungguhnya, dari balik tempat yang selama ini dihindari oleh banyak orang, yaitu "kematian".
Dream Of Kill a.k.a D.O.K adalah sebuah unit hardcore yang terdiri dari Octa Amandana (vokalis), Bayu Effriadi (gitaris), Yoga Pratama (gitaris), Rifky Mulya Nugraha (basis), dan Sukandi (dramer). Band ini telah berumur lebih dari satu dekade, serta bermarkas di Sambas, Kalimantan Barat.
Pada awal pembentukannya, D.O.K cenderung lekat dengan sejumlah kekuatan hardcore seperti Madball, Hatebreed, hingga ROTNS. Band ini sempat vakum sesaat sebelum kembali menyalakan enjin dengan formasi yang ada saat ini.
Mereka baru saja melepas EP bertajuk Death Will Come. Ini merupakan sebuah album mini yang dipersenjatai dengan lima trek berkekuatan total empat belas menit, yang dirilis di platform musik digital seperti Bandcamp.
"Tema yang diangkat pada EP ini adalah beberapa permasalahan pada manusia di dunia," kata mereka, dalam wawancara kepada Hardcore Bergerak.
Kelima trek disajikan dengan menghadirkan intro berjudul Maximum Volume. Terdapat juga sebuah lagu berjudul Hardcore Is My Life, lagu lama yang diciptakan pada awal D.O.K terbentuk sebagai atribusi mereka terhadap skena.
Trek berjudul Lost Power Syndrome dalam EP tersebut merujuk pada fenomena munculnya rasa takut yang menyerang para penguasa. Rasa takut yang menyerang orang-orang yang telah kehilangan jabatan dan kekuasaan.
D.O.K juga menunjukkan eksistensi mereka sebagai mesin antizionist serta menunjukkan solidaritasnya kepada perjuangan pembebasan Rakyat Palestina melalui Merdeka atau Mati. Dalam waktu dekat, D.O.K berharap bisa merencanakan tur untuk memperluas cakupan.[]
0 Komentar: