Justified bukan hanya band, tetapi gerakan untuk melantangkan pelbagai kasus pelanggaran HAM (dok. Justified) BANYAK  band hardcore punk yan...

Sang Pelantang Kasus Pelangaran HAM itu Bernama Justified

Justified bukan hanya band, tetapi gerakan untuk melantangkan pelbagai kasus pelanggaran HAM (dok. Justified)

BANYAK band hardcore punk yang mendapuk diri sebagai amplifikator "perlawanan", tetapi sedikit yang betul-betul membumi. Namun, Justified berbeda, band ini satu dari sekian banyak yang benar-benar serius terutama dalam melantangkan kasus-kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia.


Manifesto para arek Malang ini maujud dalam EP bertajuk As If True, yang dirilis ke sejumlah platform musik digital baru-baru ini. EP berkekuatan total empat menit ini memiliki empat nomor yang serius, seakan rudal balistik yang diarahkan tepat ke jantung rezim.


Penyajian EP ini diawali dengan intro juga berjudul Justified berupa permainan instrumen tanpa vokal. Justified baru memulai project perlawanan sejak trek kedua berjalan.


"Lagu kedua, Tragedy berisi tentang Tragedi 1 Oktober 2022 atau Kanjuruhan, yakni insiden penghimpitan kerumunan fatal yang mengakibatkan banyak korban pasca pertandingan sepak bola," ujar sang vokalis, Vetitii, dalam wawancaranya dengan Hardcore Bergerak.


Selanjutnya adalah Arsenic. Lagu ini diciptakan untuk mengenang kematian aktivis HAM Munir Said Thalib, yang diracun dalam perjalanannya menuju Amsterdam dengan pesawat pada 7 September 2004. 


"Adapun Not Yours, lagu keempat kami ditujukan untuk siapa pun yang rakus dan menyalahgunakan kekuasaan dan wewenang demi kepentingan pribadi," jelas Vetitii.


Sebagai band, Justified dibentuk atas inisiatif Vetitii dan Azriel. Vetitii dan Azriel sendiri merupakan vokalis dan dramer yang sempat beberapa kali membentuk band, tetapi gagal. 


Vetitii dan Azriel akhirnya memutuskan untuk kembali membentuk band dan itu terjadi pada Januari 2025. Mereka mengajak Dilang yang mengisi jabatan gitaris dan Ajie selaku basis, sebagai fondasi terbentuknya Justified.


"Di balik nama Justified yang memiliki arti 'dibenarkan', yaitu kembali lagi yang telah saya sampaikan di atas bahwa saya dengan Azriel selalu saja gagal membuat band, di sisi lain Justified memiliki arti sebagai simbol untuk membenarkan keadilan yang tidak adil," Vetitii berusaha menjelaskan.


Band ini dipengaruhi oleh sejumlah kekuatan hardcore punk era 2000 dan 2010, seperti Righteous Jams, Freedom, Minority Unit, sampai Raw Brigade. Justified mencoba menemukan pakem sendiri melalui band-band tersebut.


Namun, hal yang paling mendasar dari pembentukan Justified ialah nilai-nilai yang diusung oleh Vetitii cum suis ke dalam band. Mereka bukan sekadar bermusik, tetapi menggotong kekuatan lirik yang puitis, musik yang dinamis, tajam, kontemplatif, serta menciptakan ruang katarsis. 


"Ruang katarsis bagi siapa pun yang merasa tersisih atau terbungkam sekaligus menciptakan ruang rekfleksi dan ekspresi positif bagi para pendengar yang ingin mencari kebenaran dan keadilan," kata Vetitii.


Di tengah hiruk-pikuk permasalahan sosial, dekadensi moral, serta kemunduran yang ditandai dengan lahirnya masyarakat nirempati, Justified hadir. Bukan sebagai mesiah, tetapi megafon. 


"Untuk membela suara-suara yang telah dibungkam dan menelisik kembali tragedi-tragedi yang terlupakan oleh waktu," imbuh Vetitii.


Keresahan itu salah satunya ditunjukkan dalam potongan korus dari lagu mereka yang berjudul Tragedy. Yaitu:


Where is your common sense?


Kalimat tersebut merupakan pertanyaan besar atas hilangnya rasa kemanusiaan dalam peristiwa Kanjuruhan yang pelakunya tidak lain tidak bukan merupakan aparat keamanan. Tanda tanya besar itu masih menggelantung di langit-langit stadion, menunggu jawaban di dalam keheningan.[]

0 Komentar: