Polahi, unit hardcore asal Gorontalo (Dok. Polahi) MEMAKAI nama suku terasing di Gorontalo, band satu ini patut mendapat penghormatan atas ...

Polahi: Resistan, Jujur, dan Liar

Polahi, unit hardcore asal Gorontalo (Dok. Polahi)

MEMAKAI nama suku terasing di Gorontalo, band satu ini patut mendapat penghormatan atas dedikasi serta konsistensi dalam skena musik bawah tanah. Eksistensi kuartet yang dibentuk sejak 2009 ini dibuktikan dengan adanya tiga album penuh dalam bentuk fisik yang mulai dijajal pada 2012.


Jenama band yang dinaungi oleh Rengga cs ini adalah Polahi. Seperti yang telah disinggung sebelumnya, Polahi merupakan nama suku terasing —marginal— yang saat ini menempati sejumlah wilayah di pedalaman hutan Gorontalo. 


"Kami pakai nama itu sebagai simbol resistansi, untuk selalu jujur, liar, dan tidak tunduk terhadap norma-norma yang membatasi kami dalam berekspresi," jelas Rengga, sang vokalis Polahi kepada Hardcore Bergerak.


Lazimnya dinamika sebuah band, Polahi sempat beberapa kali merombak formasi. Saat ini, band yang mengusung genre metalic hardcore ini diisi oleh Rengga sebagai vokalis sekaligus gitar —rythm, Alby sebagai gitaris, Nenza sebagai basis, dan Wahyu sebagai dramer.


"Awal terbentuk dari pertemanan saya dengan almarhum Iswan (dramer) yang sepakat untuk membentuk band karena interes yang sama terhadap hardcore. Kemudian saya mengajak teman lama saya, Nicky sebagai vokalis, sementara itu, Iswan mengajak temannya, Moko, sebagai basis," tutur Rengga.


Polahi merupakan band dengan spektrum influen seperti Strife, Biohazard, dan Hatebreed. Untuk Hatebreed sendiri, Polahi banyak mengambil insiprasi dari dua album awal yakni Satisfaction dan Perseverance


Menurut Rengga, lirik lagu-lagu Polahi tidak pernah bisa dilepaskan dari iklim sosio-politik karena para personelnya memiliki latar belakang "punk" yang kuat. Namun, Polahi juga memiliki lirik lagu nonserius yang ditulis hanya untuk bersenang-senang.


Salah satu lagu Polahi merupakan representasi dari spirit para pejuang yang menolak tunduk umtuk dijajah dan lebih memilih hidup merdeka. Judulnya Warrior.


We are the warrior of the freedom life/Like a fire that rip into the night/Fight with blood and honor to survive/Have no fear because we are the warrior


"Kita semua senantiasa harus hidup dalam kebebasan, bebas mengendalikan hidupnya, membuat keputusan sendiri, dan menjalani hidup sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan yang diinginkan, tanpa terbelenggu oleh tekanan dari luar," Rengga menjelaskan makna di balik lagu Warrior.


Adapun tiga album fisik yang telah dirilis oleh Polahi yaitu, We Are The Warrior (2012), Petarung Sejati (2019), dan Primitive (2021). Selain itu, terdapat juga sejumlah single —terbaru yakni Doti, yang dirilis via label rekaman asal Manado bernama No Match Record. 


"Kebetulan sekarang sedang dalam proses produksi album ke empat," ungkap Rengga.


Menurut Rengga, merupakan medium di mana pertemanan, loyalitas, dan semangat hidup berjalinkelindan. Klise, tetapi begitulah adanya.


"Bisa dilihat sewaktu nonton live musik hardcore, energi dan kebersamaannya kuat," pungkas Rengga.[]

0 Komentar: